Minggu, 06 Oktober 2024

:
:
Sound Horeg, Hobi yang Tuai Kontroversi - Undercover Radar Jember
Undercover
Sound Horeg, Hobi yang Tuai Kontroversi - Undercover Radar Jember

Holis, salah satu pemilik sound system di Sukorambi menerangkan, sound horeg menjadi salah satu hobi yang banyak dinikmati masyarakat. Menyetel musik atau sound dengan kencang, menurutnya hobi yang mahal.

Tetapi, lanjut dia, sound itu hendaknya disetel dengan memperhatikan situasi dan kondisi sekitar. Yakni berada di area yang jauh dari bangunan dan permukiman warga.

“Semua sound itu horeg, Nggak ada sound yang tidak ada bass-nya. Kalau saya menyetel di sini itu hanya yang kecil saja. Karena masih termasuk pemukiman warga,” lanjut Muhlis.

Pemerintah Sudah Melarang

PERTENGAHAN Agustus lalu, puluhan warga Desa Mrawan, Kecamatan Mayang mendatangi rumah kades setempat. Mereka memprotes dan menanyakan alasan sound horeg Brewok-salah satu sound system terkenal di Jatim, yang tidak diizinkan ikut meramaikan karnaval desa. Diketahui, saat itu, warga rela iuran untuk mendatangkan sound itu ke desanya. Bahkan uang muka juga sudah diserahkan.

Akan tetapi, mendekati pelaksanaan karnaval, sound yang sedianya meramaikan dan menjadi magnet mendatangkan warga lebih banyak itu gagal. Informasinya, pihak kepolisian tak memberikan izin.

“Karena tinggal satu hari dibatalkan, warga merasa kecewa. Sehingga datang ke rumah untuk musyawarah. Tetapi mau gimana lagi, tidak dapat izin dari polres,” jelas Salim, Kepala Desa Mrawan.

Jauh sebelum itu, saat bulan Ramadan Maret 2024, Polsek Ambulu dan Polsek Kencong membubarkan pawai sound system atau battle sound. Saat itu, Muspika Ambulu melakukan penyekatan rombongan pawai sound yang hendak membangunkan warga menjelang makan sahur.

Meski berdalih membangunkan warga, hal itu justru mengganggu kenyamanan warga. Pemerintah melalui imbauan bupati Jember juga melarang penggunaan sound horeg selama kegiatan Ramadan dan Idul Fitri 1445 H/2024 M.

Beberapa hari selanjutnya, giliran pengaduan masyarakat Kencong terkait sound horeg juga tersampaikan kepada Muspika Kencong. Mereka resah dengan sound horeg tersebut. Sehingga Muspika, termasuk Polsek Kencong langsung turun tangan. Saat itu, lima kendaraan pengangkut sound system diamankan.

“Setelah membunyikan sound di sepanjang jalan, rencananya berkumpul di Pantai Paseban. Seluruh truk dan pikap kami amankan di Mapolsek dan diminta untuk tidak melakukan lagi,” kata Iptu Heru Siswanto, Kapolsek Kencong, Minggu (24/3).

Kata Akademisi dan Disparbud Jember

Halaman

1   2   3  

Bagikan ke:

Berita Terkait