Kamis, 15 Mei 2025

:
:
Minim Perhatian Pemerintah, Pengrajin Mebel di Bondowoso: Harus Ada Pembinaan
Pemerintahan Bondowoso
Minim Perhatian Pemerintah, Pengrajin Mebel di Bondowoso: Harus Ada Pembinaan

BONDOWOSO, Radarjember.net – Industri pengolahan kayu di Bondowoso perlu dikembangkan.

Sebab hingga saat ini belum semua pengrajin kayu mendapatkan perhatian dari Pemkab Bondowoso.

Salah satunya di Desa Pejaten, Kecamatan/Kabupaten Bondowoso. Padahal di desa ini, ada puluhan pelaku usaha mebel atau pengrajin kayu.

Baca juga: PMI Ditemukan Hidup di Peti Es di Vietnam, Korban Disebut Berasal dari Jember

Namun cukup disayangkan, puluhan pengrajin itu belum mendapat sentuhan dari Pemkab Bondowoso untuk pengembangan usaha.

Ketua Paguyuban Pejaten Kreatif Furniture Eka Wahyudi menyebut, Desa Pejaten sudah selayaknya menjadi sentra industri pengrajin kayu atau mebel.

"Ada 81 pelaku usaha mebel di sini. Saya rasa cukup untuk disebut sebagai sentra pengrajin mebel,” ujarnya, Kamis lalu (8/5/2025).

Baca juga: Pendaki Jember yang Jatuh di Gunung Saeng Bondowoso Ditemukan, Ini Kronologi Penemuannya

Eka mengatakan, para pengrajin itu membutuhkan perhatian dari pemerintah. 

"Setidaknya ada pembinaan dan bantuan dari pemerintah, baik desa maupun kabupaten," katanya.

Dia menerangkan, produk dari Desa Pejaten tidak hanya memenuhi kebutuhan mebel di Bondowoso saja.

Akan tetapi produk pengrajin ini juga masuk di toko furnitur di Tapal Kuda seperti Jember, Situbondo, Banyuwangi, dan Probolinggo.

Baca juga: Trisuci Waisak di Vihara Dhamma Metta Jember Digelar Lebih Awal, Renungkan Ajaran Buddha

Meski demikian, soal harga, hal itu ditentukan oleh toko yang menjualnya.

“Tidak ada harga standar atau sama, sehingga mudah dikendalikan oleh toko. Toko itu kan cari harga yang paling murah dari kami," lanjutnya.

Eko mengaku, para pengrajin kesulitan mendapat bantuan secara merata untuk meningkatkan kualitas produk mebel.

Meski beberapa pengrajin pernah mendapat pelatihan, hal itu hanya terbatas pada produksi souvenir kayu saja.

Baca juga: Banjir Bandang Terjang Curahdami Bondowoso, Akses Jalan Putus dan Rumah Warga Rusak

Padahal, lanjut dia, yang dibutuhkan adalah peningkatan skill untuk produksi mebel dan bantuan alat produksi.

“Misalnya ada bantuan mesin untuk mengukir kayu sekaligus pelatihannya. Ini bisa meningkatkan kualitas produk kami di pasar," jelasnya.

Terpisah, Kepala Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Bondowoso Nunung Setiayaningsih mengatakan, pihaknya pernah melakukan sosialisasi dan pembinaan ke beberapa pelaku usaha termasuk pengrajin di Desa Pejaten.

Baca juga: Warung di Arak-Arak Bondowoso Terbakar, Kerugian Puluhan Juta

"Kalau tidak salah tahun 2024 lalu ada bimtek pengolahan limbah kayu. Kades Pejaten juga hadir saat itu," katanya kepada Jawa Pos Radar Ijen.

Nunung menjelaskan, pemkab tidak hanya memberikan bimtek saja, tetapi juga memberikan bantuan untuk pengembangan usaha.

"Bahkan di antara mereka ada yang sudah mendapatkan bantuan dan pelatihan untuk pengembangan usaha," jelasnya.

Baca juga: Tiba Dini Hari, Pj Gubernur Jatim Langsung Cek Lokasi Banjir Bandang Bondowoso

Dia mengakui, pelatihan itu belum diikuti oleh seluruh pengrajin mebel.

Namun dia berharap, ilmu yang didapatkan itu dapat ditularkan ke pengrajin lain.

“Ya memang masih belum keseluruhan. Namun ilmunya diharapkan dapat di-getuk tularkan kepada pengrajin yang lain," pungkasnya. (dik/kin)

 

FOTO: DIDIK SUPRIYANTO/RADAR IJEN

Bagikan ke:

Berita Terkait