Minggu, 06 Oktober 2024

:
:
Mitigasi Harga Mati - Undercover
Undercover
Mitigasi Harga Mati - Undercover

KEBAKARAN hutan dan lahan (karhutla) serta rumah masih sering terjadi di Jember. Apalagi saat musim kemarau. Potensi kebakaran pun meningkat. Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkar) Satpol PP Jember mencatat, jumlah kebakaran sejak awal tahun hingga 6 September 2024 mencapai 114 kebakaran. Itu jumlah kebakaran yang terlaporkan dan tertangani saja. Sementara, 3 orang menjadi korban jiwa.

Dari angka itu, kebakaran pada semester pertama mencapai 60 kejadian. Sementara pada bulan Juli hingga 6 September sudah 54 kejadian. Terbanyak pada bulan Agustus. Jumlahnya mencapai 30 kejadian. Rerata hampir setiap hari ada kebakaran.

Bayang-bayang bencana kebakaran itu harus menjadi perhatian utama. Sebab, kebakaran bisa terjadi kapan saja dan di mana saja. Memang, tak ada yang bisa menerka kapan dan di mana kebakaran itu terjadi. Tetapi antisipasi bencana kebakaran bisa dilakukan sejak dini.

Mitigasi jadi harga mati. Pengurangan risiko bencana baik secara struktur atau fisik hingga korban jiwa itu tak boleh diabaikan. Semua elemen masyarakat, lintas sektor dan pemerintah harus bersinergi mencegah kebakaran terjadi. Pun jika kebakaran terjadi, semua unsur itu juga harus sigap. Memahami apa yang harus dilakukan dan bertindak sesuai peran.

Namun jika melihat jumlah kasus kebakaran, Jember masih darurat mitigasi. Meski sosialisasi sudah dilakukan berkali-kali, kebakaran tak bisa dihindari. Beragam faktor jadi penyebab. Utamanya kelalaian. Seperti penggunaan listrik berlebihan, instalasi listrik tidak standar, lupa mematikan kompor, membuang putung rokok sembarangan, hingga menaruh barang mudah terbakar dekat dengan sumber api. Sementara cairan bahan bakar juga bisa menjadi pemicu api dan kebakaran.

Unsur kesengajaan juga bisa menjadi penyebabnya. Seperti membakar sampah sembarangan dan membuka lahan/hutan dengan membakar. Sedangkan faktor alam juga bisa menyebabkan kebakaran seperti sambaran petir, gesekan antarbatang, panas ekstrem, hingga gunung meletus. Dari beragam faktor itu, arus pendek (korsleting) listrik jadi penyebab terbanyak kebakaran.

Oleh karena itu, mitigasi tak boleh setengah hati. Selain meningkatkan frekuensi sosialisasi, setiap pembangunan hendaknya selalu memperhatikan aspek keselamatan. Terutama pencegahan dan pengendalian kebakaran. Mulai dari bangunan lantai satu, gedung berlantai hingga jalan, jembatan hingga terowongan.

Bangun Kesadaran Utama

Halaman

1   2   3  

Bagikan ke:

Berita Terkait