Minggu, 06 Oktober 2024

:
:
Jaga Eksistensi Batik, Pengrajin di Jember Padukan Batik dengan Fesyen Kekinian
Inspirasi Jember
Jaga Eksistensi Batik, Pengrajin di Jember Padukan Batik dengan Fesyen Kekinian

JEMBER, Radarjember.net - Tanggal 2 Oktober diperingati sebagai Hari Batik Nasional. Tahun ini, peringatannya telah memasuki yang ke-15 sejak pertama kali ditetapkan. Tanggal ini ditetapkan sebagai hari batik nasional setelah pengakuan UNESCO terhadap batik sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Indonesia.

Sebagai warisan leluhur bangsa, batik seyogyanya terus dilestarikan. Itu untuk menjaga eksistensi batik di tengah gempuran fesyen yang tak dapat dibendung di masa sekarang. Pelestarian batik itu bisa dengan beragam cara. Mulai dengan membeli dan mengenakan batik, belajar membatik, membantu promosi hingga pameran batik.

Tetapi perlu diingat, pemahaman masyarakat terhadap batik perlu diperkuat. Perkembangan teknologi bisa menjadi ancaman menggerus pemahaman terhadap batik. Sebab batik adalah kain bergambar yang proses pembuatannya secara khusus menuliskan atau menerakan malam pada tersebut.

Belakangan ini, industri batik makin banyak. Namun banyak yang meninggalkan proses batik dengan menerakan malam atau lilin menggunakan canting tersebut. Artinya, sudah banyak industri batik yang menggunakan alat seperti cetak dan printing. Sehingga proses membatik itu hilang.

Meski demikian, pengrajin dan pemilik industri batik yang tetap mempertahankan proses batik dengan menerakan malam pada kain masih banyak. Seperti yang dilakukan Rezti’s Batik, salah satu rumah produksi batik di Desa Tegalsari, Kecamatan Ambulu, Kabupaten Jember.

Pengrajin batik sekaligus pemilik Rezti’s Batik, Lestari mengatakan, tantangan para pengrajin batik semakin besar. Oleh karena itu, pengrajin harus melek terhadap perkembangan zaman. Jika tidak, batik akan semakin ditinggalkan.

“Mau tidak mau para pengrajin batik harus terus berinovasi dan berusaha untuk terus eksis sesuai dengan perubahan zaman. Kami juga harus bisa melihat fesyen seperti apa yang sedang hits di kalangan anak-anak remaja,” terang Lestari.

Tetapi dirinya tetap optimistis, batik masih tetap eksis. Sebab cukup banyak fesyen yang memadukan mode saat ini dengan batik. Dia menilai itu bukan hanya sekadar tren saja. Melainkan juga upaya menjaga eksistensi batik.

Ekspresi seni dan budaya yang sarat nilai itu terlihat dari setiap motif batik. Setiap motif, lanjut Lestari, dirancang untuk mencerminkan kekayaan budaya dan tradisi lokal. Seperti batik bermotif tembakau, kopi, kakao dan pasadeng. Untuk membedakan produksi batik miliknya dengan pengrajin lain, dirinya mengambil motif bertema flora, fauna, dan kekayaan alam serta kearifan Jember.

“Tidak hanya flora saja, tetapi karena di sini dekat dengan pantai, jadi kami juga mengusung tema tentang pantai. Ya, seperti ombak, batu dan juga karang,” pungkasnya. (mgm2/mgm4/kin)

 

 

FOTO: DOK. RADAR JEMBER

WARISAN BUDAYA: Proses pembuatan batik di sejumlah rumah produksi batik di Jember. Peringatan Hari Batik Nasional menjadi momentum masyarakat untuk melestarikan batik.

Bagikan ke:

Berita Terkait