
“Keenam nelayan itu di antaranya 1 orang nakhoda dan lima ABK. Itu kehilangan kontak dengan keluarganya sejak berangkat Jumat (27/6) hingga Minggu (29/6), kemudian sampai sekarang belum berhasil dihubungi,” katanya.
Kasus ini pun dilaporkan oleh keluarga dari nakhoda Mistawi ke Satpol Air.
“Keluarganya sudah mencoba menghubungi HP-nya, namun tidak nyambung. Demikian juga dengan keluarga ABK lainnya, sudah berusaha menghubungi HP keluarganya tetapi tidak bisa,” ucapnya.
Satpolair kemudian langsung berkoordinasi dengan TNI AL yang bermarkas di Puger, serta Basarnas Jember dan relawan.
Sejak tidak ada kontak antara keluarga dengan nelayan, Satpolair Polres Jember, TNI AL, Basarnas Jember, dan relawan melakukan pencarian.
Baca juga: Meski Ada Bendera Merah, Pedagang dan Pengunjung Pantai Selatan Jember Tetap Beraktivitas
Pencarian dilakukan di sekitar tempat keberangkatan, dekat break water Puger, hingga di perairan pantai Payangan kemarin, namun belum ditemukan.
Pihaknya menyebut juga sering memberikan imbauan, agar nelayan tidak melaut untuk sementara waktu karena cuaca ekstrem.
Ombak besar disertai angin kencang. Sementara pencarian terhadap para korban terus dilakukan.
“Kepada semua nelayan diharapkan melapor kalau ada temuan di tengah laut,” ucap Hari. (jum/nur)
Halaman
Bagikan ke: