
Lima Tahun Lebih Jalan Rusak Parah, Warga Sukamakmur Keluhkan Bebatuan Tajam yang Membahayakan
JEMBER, Radarjember.net – Warga Desa Sukamakmur, Kecamatan Ajung, mengeluhkan kondisi jalan utama di desa mereka yang rusak parah. Jalan sepanjang kurang lebih tiga kilometer itu sudah lebih dari lima tahun tidak diperbaiki.
Aspal yang dulu melapisi jalan telah hilang, menyisakan hamparan batu-batu tajam yang membahayakan pengendara.
Pantauan di lokasi, Senin 29 September 2025, menunjukkan jalan tersebut memang sudah tak layak disebut jalan beraspal. Lapisan pondasi jalan yang terdiri dari bebatuan kini terekspos seluruhnya.
Saat cuaca kering, jalanan berdebu. Sebaliknya, ketika hujan turun, jalan berubah menjadi kubangan lumpur yang licin dan berbahaya.
Kondisi ini tentu berdampak langsung pada aktivitas dan perekonomian warga. Salah seorang warga, Salam (45), menuturkan bahwa kerusakan jalan menjadi beban finansial tambahan.
“Ban saya sering sekali bocor karena jalan rusak ini. Warga lainnya juga merasakan hal yang sama. Sudah capek ganti ban terus,” keluhnya dengan nada pasrah.
Menurut Salam, kerusakan jalan bukan hanya soal kerugian materi, tetapi juga menyangkut keselamatan.
Banyak anak-anak yang menggunakan jalan tersebut untuk berangkat sekolah, belum lagi warga yang harus beraktivitas setiap hari.
“Kalau ada yang sakit dan harus buru-buru dibawa ke puskesmas bagaimana? Lewat jalan seperti ini bisa-bisa malah tambah parah,” imbuhnya.
Upaya melaporkan kondisi ini sebenarnya sudah pernah dilakukan.
Dio, seorang mahasiswa UIN Jember sekaligus warga Desa Sukamakmur, mengaku pernah melaporkan kerusakan jalan tersebut melalui kanal pengaduan resmi Pemkab Jember, Wadul Gus’e.
Laporan itu ia kirimkan sejak bulan puasa lalu, namun sampai saat ini masih belum ada respon.
“Benar, saya sudah sempat melaporkan ke Wadul Gus’e, tapi sampai sekarang belum ada respons sama sekali. Tidak ada notifikasi, tidak ada survei, tidak ada apa-apa,” jelas Dio.
Langkah Dio dan warga lain yang memilih jalur online ini ternyata merupakan sebuah pilihan sadar untuk "melompati" kepala desa mereka.
Terungkap bahwa warga sengaja tidak melaporkan kerusakan ini kepada Kepala Desa Sukamakmur, karena sudah terlanjur kesal dan kehilangan kepercayaan.
Menurut warga, sang kades dinilai tidak peduli terhadap aspirasi masyarakat dan kerap terjerat masalah.
Hal ini ditegaskan oleh Junaidi, warga setempat, yang menyatakan bahwa melapor langsung ke Pemkab adalah strategi agar persoalan mereka benar-benar diketahui pemerinah daerah.
“Sengaja kami tidak lapor ke kades, biar pihak Pemkab tahu kalau kadesnya tidak bisa diandalkan. Masalah ini harus sampai ke bupati yang turun tangan,” pungkasnya tegas. (dfd/hrd)
Bagikan ke: