Bangun Masjid dari Jalan - Undercover Radar Jember
JEMBER, Radarjember.net - Penghimpunan amal di pinggir maupun tengah jalan makin marak di Jember. Aktivitas yang dilakukan atas nama panitia pembangunan masjid ini pun makin sulit dikontrol dan diawasi. Tak hanya di desa saja, menghimpun maupun mengumpulkan amal dari jalanan itu juga banyak ditemui di kawasan kota.
Rerata satu masjid yang menghimpun amal dari jalanan bisa satu hingga dua titik. Biasanya lokasinya tak jauh dari masjid. Akan tetapi, penelusuran Jawa Pos Radar Jember, ada juga masjid yang mengumpulkan amal dari pengguna jalan lebih dari satu titik. Seperti salah satu masjid di Kecamatan Patrang. Tak main-main, ditemukan ada lima titik dengan lokasi dan desa yang berbeda.
Pendapatan amal dari jalanan yang berhasil dikumpulkan juga terbilang besar. Dalam sehari, satu pos atau titik penarikan amal itu bisa mengumpulkan sekitar Rp 500 ribu. Sehingga dalam sebulan, uang yang dikumpulkan dari pengguna jalan itu bisa mencapai Rp 15 juta. Itu hanya satu masjid saja dan lokasi pos berada di jalanan ramai.
Padahal di Jember, ada belasan ribu masjid dan musala yang berdiri. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur pada tahun 2022, jumlah masjid yang ada di Jember sebanyak 3.352 unit. Sementara ada 10.879 musala yang berdiri.
Jika disimulasikan ada 10 persen masjid saja yang menghimpun amal di jalanan, atau sekitar 335 masjid dengan pendapatan Rp 500 ribu per hari, maka dalam sehari keseluruhan amal dari pengguna masjid itu sebesar Rp 167 juta. Dalam sebulan sekitar Rp 5,01 miliar. Jumlah yang cukup fantastis untuk penarikan amal di jalan raya.
Fenomena penghimpunan amal di jalan raya di Jember ini sebenarnya sudah ada cukup lama. Berpuluh-puluh tahun lalu sudah ada. Meski ada yang menentang, aktivitas itu masih tetap eksis. Khususnya bagi masjid yang hendak dibangun atau renovasi membutuhkan biaya yang besar.
Petugasnya Dapat Honor
Di salah satu perlintasan sebidang tanah masuk wilayah kecamatan kota Jember, dua orang mengenakan topi berdiri. Salah seorang berdiri di pinggir rel perlintasan. Satu lainnya ada di tikungan jalan dekat perlintasan.
Satu tangan melambai dan memberi aba-aba pada pengguna jalan untuk melambat. Satu tangan lainnya menyodorkan tangan yang memegang ember ke pengguna jalan.
Halaman
Bagikan ke: