Minggu, 20 April 2025

:
:
Anak yang Membunuh Ayah Kandung di Mojosari Jember Sudah Dioperasi, Saat Ditanya Polisi, Ini Jawaban Pelaku
Hukum & Kriminal Jember
Anak yang Membunuh Ayah Kandung di Mojosari Jember Sudah Dioperasi, Saat Ditanya Polisi, Ini Jawaban Pelaku

JEMBER, Radarjember.net - Pelaku pemenggal ayah kandung di Dusun Jadugan, Desa Mojosari, Kecamatan Puger, Kabupaten Jember, sudah dioperasi. AM (sebelumnya ditulis AR) pelaku yang melukai lehernya itu sudah menjalani operasi di RSD dr Soebandi Jember, Rabu (29/1/2025) petang.

Kondisi AM juga berangsur pulih. Meski demikian, polisi belum bisa memeriksa AM. Sebab luka di lehernya belum sepenuhnya sembuh.

Aksi AM yang membunuh ayah kandungnya, Zaini Arifin atau Haji Zen, menggegerkan warga setempat. Aksi pembunuhan dengan memenggal kepala itu terjadi pada Senin (27/1/2025) dini hari.

Baca juga: Awal Mula Depresi yang Berujung Tragedi

AM tidak hanya memisahkan kepala dan tubuh ayahnya saja. Saat hendak ditolong oleh pamannya, Kosim, AM justru menyerang. Bahkan menurut kesaksian tetangga, AM juga hendak bunuh diri dengan cara menggorok leher menggunakan senjata tajam parang yang juga digunakan untuk membunuh ayahnya.

Kapolsek Puger AKP Fatchur Rahman mengatakan, AM belum sepenuhnya sadar pascaoperasi pada bagian leher, tepatnya di saluran pernapasan, akibat sayatan senjata tajam.

"Kondisinya, barusan saya ngecek ke sana (RSD dr Soebandi, Red) sudah mulai membaik, tapi belum stabil," katanya, Kamis (30/1/2025).

Baca juga: Kronologi Lengkap hingga Penjelasan Polisi dan Dokter terkait Kasus Anak Bunuh Ayah di Puger

Fatchur menguraikan, polisi belum bisa meminta keterangan pelaku AM, terkait motif yang melatarbelakanginya hingga tega menghabisi ayah kandungnya itu.

"Kami belum bisa menentukan motifnya apa, karena kami juga belum bisa melakukan pemeriksaan terhadap pelaku," tambahnya.

Sebelumnya perilaku pelaku sulit ditebak. Saat ditanya polisi, jawabannya ngelantur. "Kenapa tangan saya diborgol? Acaranya kan sudah selesai," kata Fatchur menirukan ucapan AM.

Kondisi psikologis pelaku diduga belum stabil. Saat ada polisi secara tiba-tiba pelaku mengumandangkan azan dan iqamah. Hal yang sama dilakukan ketika dirinya diajak komunikasi. Jawabannya selalu menggunakan lantunan azan dan iqamah, di RSD dr Soebandi.

Bahkan, ketika ditanya soal kejadian malam itu, AM tiba-tiba memasang ekspresi berbeda. Wajahnya tampak menakutkan dengan mata yang melotot. Setelah itu, dirinya tidak bisa diajak berkomunikasi.

Halaman

1   2  

Bagikan ke:

Berita Terkait