
Trisuci Waisak di Vihara Dhamma Metta Jember Digelar Lebih Awal, Renungkan Ajaran Buddha
Pemujaan, kembali merenungkan ajaran juga trisuci kelahiran, pencerahan (Siddhartha Gautama menjadi Buddha), dan Buddha Parinibbana (wafat).
Umat Buddha melakukan pradaksina puja bakti dengan mengelilingi vihara hingga tiga kali searah jarum jam.
Lalu dilanjutkan meditasi, penyampaian pesan damai dari Ketua Umum Sangha Theravada Indonesia, Bhikkhu Sri Subhapanno, Mahathera oleh samanera hingga pemberkatan kepada umat yang hadir.
Baca juga:
Samanera Uggadharo menjelaskan, tema Waisak yakni “Semangat Kebersamaan untuk Indonesia Maju” dimaknai dengan kebijaksanaan dan keluhuran bangsa.
Masyarakat selayaknya bertindak sesuai ajaran agama yang diyakini.
Dalam pesan dama, dia menyampaikan bahwa kebijaksanaan di dalam ajaran Buddha diperoleh melalui praktik sila dan meditasi.
Sila, berarti umat harus menjalankan lima aturan kemoralan dalam kehidupan sehari-hari.
Baca juga: Evakuasi Pendaki Asal Jember di Gunung Saeng Bondowoso Kembali Dihentikan
"Tidak membunuh, mencuri, berbuat asusila, berbohong dan tidak meminum minuman keras. Beda halnya dengan saya sebagai samanera itu memiliki 10 aturan kemoralan serta 75 tindak tanduk yang pantas," paparnya.
Dia berpesan agar pada peringatan Waisak tahun ini umat Buddha senantiasa dalam kesejahteraan, kedamaian serta harapan yang belum tercapai bisa di terealisasi.
Mengakhiri ibadah perayaan waisak, seluruh umat melakukan Abhaya Dana atau pelepasan burung-burung perkutut.
Dikatakan, Abhaya Dana bermakna memberikan kesejahteraan bagi makhluk lain. Juga diibaratkan kala umat Budhha melepaskan diri dari kebencian.
Baca juga: Warga Kepatihan Jember Ditemukan Bersimbah Darah di Luar Rumah
"Pada dasarnya ini wujud cinta kasih yang diterapkan oleh ajaran Buddha, memberi kesempatan makhluk lain untuk menghidup udara segar," terang pria asal Lombok Utara itu. (sil/nur)
Foto: Viona Alvioniza/Radar Jember
Halaman
Bagikan ke: