Sebelum kejadian, Nadia merasa pusing dan panas. Dirinya berjalan tepat di belakang truk tersebut.
"Saya hanya ikut saja, bukan sebagai penari," tambahnya.
Penggunaan sound horeg di Bondowoso menuai reaksi yang beragam dari masyarakat.
Ada yang mendukung kegiatan tersebut, namun ada pula yang menganggapnya tidak perlu.
Baca juga: Banjir Lahar Dingin Gunung Semeru Terjang Lumajang, Satu Dusun Terisolasi
Di beberapa daerah, pemerintah setempat sudah mengeluarkan aturan khusus terkait penggunaan sound system seperti itu.
Kapolsek Jambesari Darus Sholah Iptu Sumanto menyatakan, setelah mendapat perawatan, korban sudah dapat kembali beraktivitas.
Penyebab insiden ini diduga karena sound system yang terlalu tinggi, sekitar 5 hingga 6 meter.
Banyaknya pohon di sekitar lokasi menyebabkan sound itu terlepas dari tali pengikat sound.
Baca juga: Pendaki Jember yang Jatuh di Gunung Saeng Bondowoso Ditemukan, Ini Kronologi Penemuannya
Pawai sound horeg tersebut digelar dalam rangka acara imtihan, namun Sumanto memastikan tidak ada izin dari kepolisian terkait acara tersebut.
Oleh karena itu, ia mengimbau agar pengaturan sound horeg lebih diperhatikan agar kejadian serupa tidak terulang.
"Hingga saat ini, izin untuk sound horeg itu belum ada," tegasnya. (ham)
Halaman
Bagikan ke:
