Sabtu, 26 April 2025

:
:
Sebelum Meninggal, Sutama Sudah Siapkan Sarapan untuk Cucunya, tapi..
Peristiwa
Sebelum Meninggal, Sutama Sudah Siapkan Sarapan untuk Cucunya, tapi..

Bijaklah dalam membaca. Berita ini tidak ditujukan untuk mendorong maupun menginspirasi seseorang melakukan tindakan yang sama. Jika pembaca sedang mengalami masalah dan depresi dengan kecenderungan untuk mengakhiri hidup, segera berkonsultasi ke psikolog, psikiater, klinik kesehatan atau pihak-pihak lain yang dapat membantu.
 

 

JEMBER, Radarjember.net – Teriakan permintaan tolong Sutama, 60, warga yang tinggal di Dusun Krajan, Desa/Kecamatan Jenggawah, mengagetkan para tetangganya, Minggu (20/4). Warga yang mendengar teriakan itu bergegas mendatangi rumahnya. Betapa kagetnya warga melihat Muhammad Lutfi, 29, cucu Sutama, sudah tergeletak bersimbah darah di kamar neneknya.

Tangis Sutama pecah. Cucunya asal Dusun Krajan, Desa Mangaran, Kecamatan Ajung, itu telah meninggal dunia.

Dia masih tak percaya, ketika menyiapkan sepiring nasi untuk cucunya itu jadi momen terakhir dirinya dengan korban. Sebab, setelah menyiapkan itu, Lutfi ditemukan meninggal dunia dengan luka sayatan di leher.

Baca juga: Kronologi Warga Ajung Jember Ditemukan Meninggal di Rumah Neneknya, Diduga Bunuh Diri?

Saat ditemui di rumahnya, Sutama menceritakan, dia tak menaruh curiga saat cucunya datang Minggu pagi sekira pukul 8.30. Sebelum meninggal dunia, korban datang dan memberi salam kepadanya. Tak hanya itu, korban juga meminta maaf.

Tidak berselang lama, dirinya menawarkan makan kepada cucunya. Tawaran itu dijawab “iya” oleh korban. Setelah menyiapkan sepiring nasi dengan sayur kuluban dan lauk ikan, hidangan itu ditaruh di meja makan. Lantas Sutama keluar rumah dan mengunjungi tetangganya.

Namun, saat kembali ke rumah, dia melihat lampu ruang tamu dan kamar padam. Sutama langsung menuju kamar belakang untuk menghidupkan lampu. Saat lampu menyala, Sutama kaget tak karuan. Cucunya itu sudah tergeletak di lantai.

Warga yang mengetahui peristiwa itu langsung melapor ke Polsek Jenggawah. Polisi langsung mendatangi lokasi dan memasang garis polisi. Pengamanan dilakukan cukup ekstra, sebab warga terus berdatangan untuk melihat peristiwa dugaan bunuh diri tersebut.

Kapolsek Jenggawah AKP Eko Basuki membenarkan peristiwa itu. Eko menyebut, korban bernama Muhammad Lutfi, warga Dusun Krajan, Desa Mangaran, Kecamatan Ajung, yang datang ke rumah kontrakan neneknya.

“Setelah kami mendapat laporan dari anggota yang rumahnya tidak jauh dari lokasi, kami langsung mendatangi TKP. Kami juga berkoordinasi dengan Tim Inafis Polres Jember,” katanya.

Sebelum nekat mengakhiri hidupnya, korban diketahui datang sendiri. Sementara, istri korban, Nur Holilah, 25, tak ikut. Di rumah neneknya, hanya ada korban dan neneknya. Sedangkan suami Sutama, Syaiful, 65, sedang bekerja di luar rumah.

“Korban sempat ditawari makan olah neneknya. Namun, belum dimakan oleh korban,” ujarnya.

Eko menyebut, korban meninggal dengan luka goresan di leher. Saat polisi datang, di dekat tubuh korban terdapat pisau dapur. Kuat dugaan itu digunakan untuk bunuh diri.

“Lukanya hanya di bagian leher depan saja. Sedangkan di tubuh korban tak ada luka lainnya. Saat pertama kali ditemukan oleh neneknya, posisi kepala di bagian timur dengan tubuh telentang,” jelas mantan kapolsek Puger itu.

Pengakuan Nenek Sutama

Halaman

1   2  

Bagikan ke:

Berita Terkait