
Menantang Maut, Kisah Pelajar Jember Menyeberangi Sungai dengan Getek Demi Sekolah
JEMBER, Radarjember.net – Di tepi Kali Sanen, sejumlah pelajar berdiri berjejer. Tanpa alas, kaki-kaki itu bergantian melangkah ke getek. Sebagian lainnya mengenakan sandal. Berpegangan satu sama lain, para pelajar itu siap menyeberangi sungai.
Potret perjuangan menantang maut demi sekolah itu dilakukan pelajar asal Dusun Baban Tengah, Desa Mulyorejo, Kecamatan Silo, selama beberapa hari terakhir. Mereka adalah siswa SDN Sanenrejo 5 dan SMPN 2 Tempurejo, Kecamatan Tempurejo.
Aktivitas itu terpaksa menyeberangi sungai setelah satu-satunya jembatan penghubung anrara Desa Mulyorejo dengan Desa Sanenrejo hanyut diterjang banjir, Minggu (22/12/2024).
Salah satu siswi SMPN 2 Tempurejo, Sinta Safitri mengungkapkan, selama banjir di Desa Sanenrejo, dirinya dan beberapa siswa lain sempat terisolir. Sehingga tak bisa berangkat sekolah.
Namun semangat menimba ilmu itu mengalahkan segalanya. Rasa takut saat menyeberangi sungai itu dilawan. “Ya ada rasa takutnya. Tapi tidak ada jalan lain. Ini yang paling terdekat,” ungkapnya kepada Jawa Pos Radar Jember, Rabu (15/1/2025).
Sinta menjelaskan, sebelum ada perahu kayu, dirinya dan teman-temannya digendong oleh keluarga atau warga lain untuk menyeberangi sungai.
Namun setelah ada perahu kayu atau getek dan perahu karet, dirinya merasa terbantu. Akses menyeberangi sungai menjadi lebih mudah.
Perjuangan mereka tak hanya melawan ketakutan dan maut saat menyeberangi sungai. Setelah tiba di seberang sungai, mereka harus berjalan kaki sekitar tiga kilometer menuju sekolah.
Tak ada wajah kelelahan. Mereka tetap semangat meski harus menempuh perjalanan lebih lama.
Maklum saat jembatan penghubung masih kokoh, para pelajar itu diantar menggunakan motor. Namun setelah banjir, mereka mesti berjalan kaki.
“Kalau menggunakan motor, berangkat pukul 6.00, sampai sekolah pukul 7.00. Kalau sekarang hampir pukul 8.00, baru sampai sekolah. Walaupun terlambat, kami tetap semangat,” ungkapnya.
Sementara itu, Guru SDN Sanenrejo 05, Ahmad Rausi, mengaku salut melihat semangat siswa asal Dusun Baban Tengah, Desa Mulyorejo, Kecamatan Silo, tersebut. Setiap hari, mereka harus menyeberangi sungai untuk berangkat ke sekolah.
Halaman
Bagikan ke: