LAMPU warna-warni dengan ornamen garis melintang di Jembatan Semanggi Jember tak lagi ciamik saat malam hari. Jembatan yang direnovasi dengan biaya fantastis pada 2019 lalu itu dibiarkan tanpa perawatan. Banyak lampu mati, kawat pengaman lampu rusak hingga beberapa bagian besi jembatan yang berkarat.

Jembatan Semanggi berada di Kelurahan Jemberlor, Kecamatan Sumbersari. Jembatan ini dibangun pada era Bupati R. Soedjarwo. Usia jembatan ini pun sudah lebih dari setengah abad. Pada 2019 lalu, renovasi dilakukan di periode kepemimpinan Bupati Faida.

Informasi yang dihimpun Jawa Pos Radar Jember, nilai renovasinya sebesar Rp 4,486 miliar. Anggaran yang cukup besar bagi renovasi satu jembatan.

Sebenarnya Jembatan Semanggi memiliki daya tarik besar untuk masyarakat Jember. Pascarenovasi, jembatan itu menjadi lokasi swafoto dan nongkrong. Foto dengan background lampu sorot warna-warni itu paling banyak diburu di malam hari.

Beberapa waktu lamanya, jembatan itu dipenuhi oleh masyarakat dan pedagang. Kini, jembatan itu makin sepi. Pengendara tak lagi berhenti untuk swafoto. Pedagang pun banyak bergeser. 
 

Pantauan di lokasi, jembatan itu memiliki 72 titik lampu yang terpasang di atas jembatan dengan ornamen besi melintang warna-warni. 21 lampu di antaranya rusak, hilang dan tak menyala. Sementara pada lingkaran dan bukit jembatan, ada 16 lampu sorot. Dua lampu di antaranya hilang. Hal ini membuat panorama lingkar Jembatan Semanggi tak lagi elok.

Salah satu pedagang kaki lima (PKL) sekitar jembatan, Awiyati, mengaku, tak pernah melihat perawatan jembatan. Dia hanya melihat petugas kebersihan yang membersihkan sampah di sekitar jembatan. “Lampunya banyak yang mati,” ujar lansia yang berjualan di samping jembatan sejak 1985 tersebut.

Awiyati juga menduga, lampu yang menghiasi jembatan itu ada yang dirusak. Namun, dirinya tidak mengetahui pasti siapa perusak itu. Sebab dirinya menutup warung sekitar pukul 21.00 WIB.

Sempat Ditentang DPRD…

Halaman

1   2   3