
Kakak dan Adik Asal Jember Jadi Korban Perdagangan Orang, Keluarga Wadul ke Anggota DPRD
“Saya tidak tahu lagi mau cari di mana. Yang membuat saya miris itu Thariq nelfon saya dalam keadaan sudah lemas. Bahkan tidak bisa jalan,” jelas Tutik yang mulai meneteskan air mata.
Berbekal uang Rp13 juta itu, Thariq dan Balqis berhasil menggunakannya untuk kabur ke Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kamboja. Namun kemarin (8/4), mereka berdua masih bertahan di KBRI.
Tutik berharap aduannya ke DPRD Jember membuahkan hasil. “Saya ingin pemerintah bisa membantu agar anak-anak saya bisa cepat pulang, karena nyawa mereka terancam di sana,” tutupnya.
Sementara itu, Sekretaris Komisi D DPRD Jember Indi Naidha menjelaskan, pihaknya telah berkoordinasi dengan DPR RI untuk menangani dugaan TPPO itu. Dikatakan, selain kakak beradik dari Jember juga ada tiga korban lain dari luar Jember.
“Ternyata mereka sudah 2 tahun bekerja dengan paksaan serta tak digaji dengan layak. Kami sedang melakukan upaya agar hal ini juga bisa dibantu Disnaker dan BP3MI Provinsi,” jelasnya. (yul/c2/nur)
FOTO: YULIO FA/RADAR JEMBER
KETERANGAN FOTO: Warga Kelurahan Tegal Besar, Kecamatan Kaliwates, Tutik Suhartini (kiri), mendatangi kediaman Sekretaris Komisi D DPRD Jember Indi Naidha untuk mengadukan dugaan TPPO yang terjadi pada kedua anaknya.
Halaman
Bagikan ke: