
JEMBER, Radarjember.net - Kekeringan dan krisis air bersih mulai melanda sejumlah desa di Kabupaten Jember. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jember mencatat, empat desa di tiga kecamatan mengalami kekeringan. Di antaranya Desa Andongrejo, Kecamatan Tempurejo; Desa Sumberpinang, Kecamatan Pakusari; serta Desa Plalangan dan Sumberjeruk, Kecamatan Kalisat.
Tiga kecamatan terdampak itu sudah mendapatkan bantuan air bersih dari BPBD Jember. Lebih dari 90 ribu liter air bersih sudah disalurkan untuk 307 KK di empat desa tersebut. Keempatnya juga masuk dalam wilayah potensial kekeringan pada tahun lalu sesuai pemetaan BPBD Jember.
Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Jember Penta Satria menyebutkan, BPBD sudah mendistribusikan air bersih sejak bulan lalu. Tak hanya air bersih, pihaknya juga mendistribusikan jeriken dan tandon air. “Desa-desa itu menjadi daerah langganan tahun lalu dan sebelumnya. Tetapi di Desa Andongrejo, Kecamatan Tempurejo ini baru pertama kali mengalami kekeringan,” ujarnya.
Penta mengatakan, kawasan terdampak kekeringan saat ini masih kecil dibandingkan tahun lalu. Pada 2023, ada 14 desa/kelurahan di 10 kecamatan yang mengalami kekeringan. Sementara di awal Agustus ini baru empat desa. “Tujuh kecamatan lainnya masih berpotensi terjadi kekeringan,” tambahnya.
Puncak kekeringan, lanjut Penta, diprediksi terjadi pada bulan Agustus. Oleh karena itu, pihaknya mengimbau agar masyarakat turut aktif membantu sesama jika terdapat sumur warga yang mulai berkurang hingga kering.
“Kami juga akan memantau kondisi di wilayah-wilayah, khususnya potensi kekeringan. Jika terjadi, kami akan melakukan distribusi air bersih. Pendistribusian melihat hasil assessment dan perkembangan di lapangan. Bisa dua hari sekali atau sehari sekali,” pungkasnya.
Reporter: Sidkin Ali
Foto: Jumai/Radar Jember
MENGERING: Petugas BPBD Jember saat mendistribusikan bantaun air bersih untuk masyarakat terdampak kekeringan di Desa Plalangan, Kecamatan Kalisat, Kamis (8/8/2024).
Bagikan ke: