JEMBER, Radarjember.net – Nasib pilu dialami Septia Kurnia Rini, warga Jember yang menjadi pekerja migran Indonesia (PMI) di Singapura. Septa, sapaan akrabnya kini hanya bisa berbaring lemas di kamar tidurnya. Kaki dan tangannya menghitam dan tak bisa digerakkan.
Kondisi warga Perumahan Taman Gading, Kelurahan Tegal Besar, Kecamatan Kaliwates itu terdengar Menteri Pelindungan PMI (P2MI)–dulu bernama Badan Pelindungan PMI (BP2MI), Abdul Kadir Karding.
Hal itu membuat Menteri Kadir menjenguk langsung purna PMI yang terbaring lemah di rumahnya, Jumat (20/12/2024) siang.
“Nantinya pemerintah daerah atau tim yang ada di Jember akan kami instruksikan untuk melakukan pendampingan sampai Septa sembuh dan bisa bekerja kembali,” kata Abdul Kadir.
Diketahui, Septa berangkat sebagai PMI di Singapura tidak sesuai prosedur atau ilegal. Artinya, pada saat mengalami hal-hal yang tidak berpihak kepada PMI, tanggung jawab agensi atau majikan lemah.
Bahkan, pemerintah pun tidak bisa berbuat banyak. Sebab, pemerintah tidak punya data Septa sejak awal. Sehingga ketika mendapati kejadian yang merugikan, hal itu tidak terkaver oleh pemerintah.
Oleh karena itu, Kadir berharap para calon PMI harus lebih kritis perihal administrasi dan prosedur berangkat bekerja ke luar negeri. Dia menjelaskan, bila PMI legal dan prosedural, pemerintah bisa menjamin penuh segala keselamatan dan hak PMI.
Tentunya kesehatan, gaji, penempatan kerja, hingga kepulangannya terjamin penuh. “Kalau lewat jalur yang benar, negara akan menjamin semua. Dari berangkat sampai pulang,” imbuhnya.
Awal Mula Septa Kena Penyakit Aneh
Septa menceritakan, dirinya berangkat ke Singapura pada 2021 lalu. Dirinya bekerja sebagai baby sitter atas inisiatif sendiri.
Sebelum mengalami sakit parah, kata Septa, dia hanya sakit bisulan di area lipatan paha pada awal September lalu. Dirinya memeriksakan ke klinik terdekat.
Tak hanya itu, Septa juga memeriksakan diri ke Sengkang General Hospital, Singapura. Menurut dokter rumah sakit tersebut, kondisi itu membutuhkan tindakan operasi.
“Sudah minum obat, tapi masih sakit. Akhirnya, saya pergi ke RS dan disarankan untuk operasi,” ungkapnya.
Setelah menjalani operasi, Septa koma selama sembilan hari. Namun anehnya, ketika bangun dari koma, tangan dan kakinya dibungkus menggunakan handuk dan diikat.
Betapa kagetnya Septa ketika bungkus itu dibuka. Ibu dua anak itu melihat tangan dan kakinya sudah menghitam.
Halaman
Bagikan ke: