JEMBER, Radarjember.net - Kontes Robot Indonesia (KRI) tahun 2024 telah digelar pada Juli lalu, di Universitas Muhamadiyah Surakarta Solo, Jateng. Event kompetisi tahunan mahasiswa dalam bidang rancang bangun dan rekayasa robotika ini diikuti 142 tim dari 57 perguruan tinggi di Indonesia. Salah satunya Universitas Jember (Unej).
KRI diselenggarakan oleh Balai Pengembangan Talenta Indonesia (BPTI) Pusat Prestasi Nasional Puspresnas) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) Republik Indonesia (sebelum nama kementerian berubah). KRI pertama kali digelar pada tahun 2003.
Awalnya, KRI hanya mempertandingkan satu divisi saja. Namun seiringnya waktu, KRI mempertandingkan tujuh divisi. Yakni Kontes Robot ABU Indonesia (KRAI), Kontes Robot SAR Indonesia (KRSRI), Kontes Robot Sepak Bola Indonesia (KRSBI) Beroda, Kontes Robot Sepak Bola Indonesia (KRSBI) Humanoid, Kontes Robot Seni Tari Indonesia (KRSTI), Kontes Robot Tematik Indonesia (KRTMI), dan Kontes Robot Bawah Air Indonesia (KRBAI).
Penambahan divisi ini juga disesuaikan dengan perkembangan teknologi. Bahkan beberapa tahun terakhir, banyak robot yang memanfaatkan artificial intelligence (AI). Tujuannya agar pendidikan dan teknologi robotika di Indonesia semakin maju.
Pada tahun ini, Unej ikut berpartisipasi sebagai peserta. Bersaing dengan puluhan kampus, tim robotika Unej tak gentar. Hasilnya Unej meraih juara dua KRI.
Perwakilan Tim Robotika Unej, Afi Ariansyah mengatakan, robot yang dapat mensimulasikan mencabut dan meletakkan hasil pertanian itu, dikenal dengan sebutan Abu Robocon. Robot ini digerakkan secara manual melalui remote dengan jarak 15 hingga 20 meter. Robot bergerak menggunakan tenaga listrik. Sementara penjepitnya menggunakan tenaga udara yang dapat diisi ulang.
Robot dapat bergerak ke depan, ke belakang, ke kanan, dan ke kiri. Bagian penjepit yang berada di depan dapat mengangkat barang dengan cekatan. Untuk merakit robot jenis ini, Afi mengaku membutuhkan waktu cukup lama. Prosesnya cukup panjang. Mulai dari riset, merancang hingga merakit robot.
“Tiga bulan untuk desain dan perancangan. Sembilan bulan sisanya, untuk melengkapi bahan dan menyatukan robot. Terakhir baru pemrograman,” ujarnya.
Halaman
Bagikan ke: