Ribuan Kasus DBD di Jember, Ini Kata Kepala Dinas Kesehatan Jember
JEMBER, Radarjember.net - Memasuki musim hujan, masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan pada beragam penyakit. Terutama demam berdarah dengue (DBD). Sebab di musim penghujan, angka kasus penyakit yang disebabkan virus dengue dari gigitan nyamuk Aedes aegypti ini cenderung naik. Oleh karena itu, pola hidup bersih dan sehat (PHBS) hingga pemberantasan sarang nyamuk (PSN) juga perlu digencarkan.
Kepala Dinas Kesehatan Jember dr Hendro Soelistijono mengajak masyarakat untuk terus melakukan pemberantasan sarang nyamuk. Sebab pada musim hujan, risiko terjadi genangan yang merupakan habitat nyamuk berkembang biak akan meningkat. Dinkes, lanjut Hendro, juga sudah melakukan survei angka bebas jentik (ABJ).
“Kalau pemberian fogging, angka bebas jentik harus di bawah 90 persen. Jadi tidak semena-mena di-fogging. Karena bisa jadi kena (gigitan nyamuk,Red) di tempat lain,” katanya.
Dia menyebut, perkembangan kasus DBD tidak menentu. Namun pada musim hujan, angkanya naik. Biasanya terjadi pada awal Desember hingga akhir Januari. Kemudian Maret hingga Juli, angkanya akan mulai melandai. “Segera melapor apabila ada keluhan (gejala DBD,Red),” pungkasnya. (kin)
Tentang Demam Berdarah di Jember*
Kasus demam dengue (DD), demam berdarah dengue (DBD), dan dengue shock syndrome (DSS).
Total Kasus 3.981
Kematian 8
Kasus DBD 1.109
Fogging 350
Angka Bebas Jentik (ABJ) Kabupaten: 92 persen
5 Kecamatan Kasus DBD Tertinggi
Kecamatan
Kaliwates
Bangsalsari
Ambulu
Tanggul
Patrang
Peta Risiko DBD Berdasar IR, CFR dan ABJ 2024
Status Bahaya
Puskesmas Arjasa
Puskesmas Karang Duren
Puskesmas Mumbulsari
Puskesmas Gladak Pakem
*Keterangan: Data hingga Minggu ke-17 2024.
Sumber: Dinkes Jember.
FOTO: SIDKIN ALI/RADAR JEMBER
DIBERANTAS: Petugas melakukan fogging di salah satu perumahan di Kelurahan Tegal Besar, Kecamatan Kaliwates awal tahun ini.
Bagikan ke: