Selasa, 24 Desember 2024

:
:
Pohon Raksasa yang Jadi Lambang di Pancasila
Peristiwa
Pohon Raksasa yang Jadi Lambang di Pancasila

JEMBER, Radarjember.net - Pohon beringin (Ficus benjamina L) merupakan salah satu tumbuhan asli Indonesia. Pohon ini bisa hidup ratusan hingga ribuan tahun. Tinggi batangnya bisa mencapai 40 meter dengan diameter batang 2-4 meter. Hal itu membuat pohon beringin sering disebut sebagai pohon raksasa.

Ukuran yang besar dengan akar tumbuh menjuntai ke bawah (akar gantung) menjadi ciri khas pohon beringin. Bahkan pohon beringin menjadi salah satu lambang Pancasila. Yakni sila ketiga yang berbunyi “Persatuan Indonesia”. Hal tersebut menggambarkan semua masyarakat Indonesia saling bersatu dan berteduh di bawah naungan persatuan dan kedaulatan.

Di sebagian wilayah Indonesia, pohon beringin dianggap sakral, keramat, dan suci. Seperti halnya di Bali. Pohon beringin dianggap sebagai pohon suci dan sakral yang memiliki nilai spiritual serta ritual yang tinggi. Selain itu, pohon beringin juga terus dijaga sebagai upaya konservasi.

Meski demikian, pohon tetaplah pohon. Pohon tumbuh subur lalu mati. Adakala pohon yang masih terlihat kokoh berdiri namun tumbang secara tiba-tiba. Apalagi di musim hujan seperti saat ini. Pohon beringin juga patut diwaspadai. Sebab pohong yang menjadi lambang sila ke-3 itu bisa tumbang kapan saja.

Pada Selasa (10/12/2024) lalu, pohon beringin di tempat wisata Monkey Forest Ubud, Bali, tumbang. Dua wisatawan mancanegara meninggal dunia dan satu wisatawan terluka akibat pohon tumbang. Dalam video yang beredar di media sosial, tampak pohon beringin, pule, dan kresek setinggi puluhan meter tumbang terkena angin kencang disertai hujan.

Korban meninggal yakni Funny Justine Christine asal Perancis dan Kim Hyoeun asal Korea Selatan. Sementara itu korban terluka bernama Lee Sunni asal Korea Selatan.

Kapolsek Ubud Kompol Gusti Nyoman Sudarsana menuturkan, penyebab terjadinya pohon tumbang tersebut diduga terjadi angin kencang disertai dengan hujan. Secara tiba-tiba pohon beringin yang tumbuh di sebelah selatan pura Prajapati tumbang.

”Cabangnya menimpa pohon pule dan pohon kresek lalu semua pohon tersebut tumbang ke arah timur dan menimpa beberapa wisatawan yang pada saat itu sedang menikmati panorama,” jelasnya. 

Meskipun terkenal kuat, pohon beringin dapat tumbang karena beberapa faktor. Usia pohon yang sudah tua membuat struktur batang dan akarnya melemah. Apalagi jika disertai hujan deras yang bisa membuat tanah menjadi gembur. Tekanan dari angin kencang dan beban berat pada kanopi pohon juga memperburuk kondisi tersebut.

Oleh karena itu, pohon beringin yang tumbuh di area publik membutuhkan perawatan rutin. Seperti pemangkasan dan pemantauan kesehatan. Tujuannya agar tetap stabil dan aman, terutama di tengah cuaca ekstrem akibat perubahan iklim seperti saat ini.

Pohon yang menjadi lambang Persatuan Indonesia dan tumbang ini menjadi refleksi sekaligus pengingat akan pentingnya menjaga keseimbangan antara alam dan aktivitas manusia. (mgm5/kin)

Bagikan ke:

Berita Terkait