JEMBER, Radarjember.net - Pengemis, pengamen, hingga badut masih berkeliaran meminta-minta di kawasan kota Jember. Apalagi di bulan Ramadan, hal itu justru dimanfaatkan mereka untuk kembali ke aktivitas biasanya. Meski penertiban diklaim sudah dilakukan. Hal itu belum maksimal memberikan efek jera.

Pantauan Jawa Pos Radar Jember, pengamen dan pengemis itu beraktivitas di beberapa titik. Paling sering terlihat adalah traffic light seperti pertigaan atau perempatan lampu merah. Di antaranya di simpang empat Geladak Kembar, simpang empat Pagah, dan simpang empat Tegal Besar.

Dalam sehari, pengemis dan pengamen yang tergolong sebagai Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) itu beraktivitas berulang kali. Mereka juga bergantian di titik-titik tersebut. Biasanya aktivitas itu dilakukan mulai pukul 9 pagi hingga 9 malam.

Satpol PP Jember mengklaim telah melakukan patroli rutin. Tetapi, nyatanya masih banyak pengamen dan pengemis berkeliaran di Jember. “Setiap hari Satpol PP melakukan patroli untuk melakukan penertiban penyandang masalah kesejahteraan sosial atau PMKS, khususnya yang selama ini berada di lampu merah,” ujar Kepala Satpol PP Jember Bambang Saputro, Rabu (27/3/2024).

Bambang menerangkan, hasil penertiban pengamen, badut, manusia silver dan lainnya itu diteruskan ke UPT Lingkungan Pondok Sosial (Liposos) Dinas Sosial Jember untuk ditindaklanjuti. Dia menyebut, lebih dari 20 PMKS telah ditertibkan.

“Setelah diamankan oleh Satpol PP, maka PMKS tersebut kami kirim ke UPT Liposos dinsos jember untuk diadakan pembinaan lebih lanjut,” terangnya.

Terpisah, Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Jember Akhmad Helmi Luqman mengatakan, pihaknya tidak bisa bergerak langsung menertibkan PMKS. Oleh karena itu, Dinsos menunggu pelimpahan PMKS yang telah ditertibkan Satpol PP.

“Menunggu (penertiban,Red). Kalau ada, ya, kami tindaklanjuti dengan pembinaan,” pungkasnya.*

Fotografer: Yulio Faruq/Radar Jember

Reporter: Sidkin Ali

Redaktur: Ainul Budi