
Keberadaannya Meresahkan - Undercover
JEMBER, Radarjember.net - Tak hanya satu orang PMKS dalam satu persimpangan jalan. Misalnya saja di simpang empat SMPN 2 Jember. Dalam satu persimpangan itu ada lima PMKS yang beraksi secara bersamaan. Dua pemuda dengan alat musik angklung, satu badut, satu orang pengemis perempuan, satu pengamen kentrung dan satu pengemis laki-laki.
Kelima orang itu beraksi bersamaan hampir di sore hari. Sekitar pukul 4 sore hingga menjelang berbuka. Terkadang, mereka juga masih beraktivitas mengamen dan meminta-minta di malam hari. “Sering ngamen. Setiap hari mulai pagi sampai malam. Paling malam, ya jam 8 malam,” ujar Munirman, salah satu tukang becak di SMPN 2 Jember, Sabtu (6/4/2024).
Nugroho, salah satu pengguna jalan merasa terganggu dengan keberadaan pengamen dan pengemis di jalanan. Dirinya tidak menampik ada beberapa kondisi yang membuat sebagian kecil masyarakat melakukan hal demikian. Namun, dia tetap menyayangkan aksi itu ketika membahayakan pengguna jalan.
“Tiba-tiba seperti orang nyebrang, berhenti di depan kendaraan. Padahal lampu hijau sudah menyala. Ini bisa membahayakan nyawa pengguna jalan dan pengemisnya sendiri,” katanya.
Sementara itu, pemilik toko di simpang empat Tegal Besar, Rini mengaku resah. Meski tidak berdampak langsung terhadap tokonya, dirinya tak sepenuhnya sepakat dengan keberadaan pengemis dan pengamen. Menurutnya, hal itu seperti dibiarkan tanpa adanya penanganan.
“Kalau pengamen tidak setiap hari ada. Tetapi kalau badut setiap hari ada. Ndak tahu orang mana. Ya cukup mengganggu, sih,” keluhnya.
Reporter: Sidkin Ali
Redaktur: Ainul Budi
Bagikan ke: