Sabtu, 02 Agustus 2025

:
:
Kadin Jember Beri Deadline Pertamina 1x24 Jam untuk Atasi Krisis BBM
Peristiwa Jember
Kadin Jember Beri Deadline Pertamina 1x24 Jam untuk Atasi Krisis BBM

JEMBER, Radarjember.net - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kabupaten Jember sangat serius menyikapi krisis bahan bakar minyak (BBM) yang terjadi beberapa hari terakhir.

Sebab, kondisi itu memiliki dampak yang luar biasa di masyarakat, lebih-lebih di sektor ekonomi. Karena itu, Kadin menuntut Pertamina membuat permintaan maaf terbuka kepada masyarakat Jember dan pelaku usaha.

“Kami menuntut audit distribusi, transparansi data suplai dan permintaan maaf terbuka kepada masyarakat Jember. Serta pelaku usaha,” ujar Wakil Ketua Bidang UMKM, Koperasi, dan Vokasi Kadin Jember Dr Rendra Wirawan, kepada media, Senin (28/7/2025).

Dia berharap Pertamina cepat tanggap dan melakukan langkah-langkah darurat agar krisis BBM tak berlarut.

"Jika tidak mampu menangani masalah ini, pimpinan area distribusi pertamina sebaiknya mengundurkan diri secara terhormat agar segera ditangani,” imbuhnya.

Rendra mendesak agar Pertamina segera mengambil tindakan nyata dan bertanggung jawab bukan hanya retorika. Dia memberi dealine 1×24 jam ke depan.

“Jika tidak, kami akan melakukan langkah-langkah. Sebab, ini persoalan teramat serius,’’ katanya.

Langkah tersebut adalah, menyampaikan petisi nasional melalui jaringan Kadin pusat dan Jawa Timur. Kemudian melakukan pengaduan ke Pertamina Pusat, BPKN dan BPSK karena telah banyak merugikan konsumen di Jember.

Kadin juga tak segan untuk mengadukan persoalan ini ke DPRD Jember, DPRD Jatim, Kementerian BUMN dan Komisi VII DPR RI.

”Langkah itu akan kami ambil jika Pertamina tak juga segera mengambil langkah cepat atasi krisis BBM,’’ katanya. 

Rendra mengestimasi, kerugian akibat krisis BBM itu mencapai Rp 7 miliar per hari. Ini diakibatkan naiknya biaya produksi bahkan beberapa industry ada yang sementara menghentikan proses produksi.  “Ini bukan angka kecil,” katanya.

Dia mengatakan, kelangkaan BBM beberapa hari terakhir mengakibatkan terganggunya operasional usaha. Dampaknya, produktivitas sementara biaya naik berlipat-lipat. Kondisi ini tak boleh dibiarkan berlarut-larut dan harus cepat ada solusi.

Halaman

1   2  

Bagikan ke:

Berita Terkait