Rabu, 04 Desember 2024

:
:
Dramatis, di Tengah Banjir Jember, Seorang Nenek yang Alami Hiportemia Dievakuasi dengan Pikap
Peristiwa Jember
Dramatis, di Tengah Banjir Jember, Seorang Nenek yang Alami Hiportemia Dievakuasi dengan Pikap

JEMBER, Radarjember.net – Banjir di Jember, seorang nenek yang alami hiportemia dievakuasi dengan pikap. Secara eksklusif, wartawan Jawa Pos Radar Jember merekam momen evakuasi tersebut.

Tak ada yang mengira, hujan intensitas tinggi dengan durasi lama sejak Kamis (28/11/2024) siang menyebabkan Sungai Curahnongko, Kecamatan Tempurejo meluap ke permukiman.

Maklum, sudah tiga tahun terakhir, di Kecamatan Tempurejo tak terjadi banjir. Bencana banjir terakhir terjadi pada awal 2021 lalu.

Usai banjir itu, pemerintah bersama TNI-Polri dan warga bahu-membahu melakukan pengerukan sedimentasi atau normalisasi sungai.

Namun, kemarin malam, Sungai Curahnongko tak mampu menahan debit air. Akibatnya air sungai meluap dan menyebabkan permukiman di Desa Curahnongko, Andongrejo, dan Wonoasri terendam banjir.

Jumat (29/11/2024) dini hari, air terus merangsek ke permukiman rumah warga di Desa Wonoasri. Desa ini menjadi salah satu lokasi terdampak cukup parah.

Desa Wonoasri berada di dataran rendah dikelilingi dengan bukit. Lokasinya seperti mangkok ini menyebabkan genangan banjir lama surut.

Sementara di Desa Curahnongko, hingga Jumat siang, masih terendam di beberapa titik. Sedangkan banjir di Desa Andongejo, dilaporkan banjir sudah surut.

Banjir itu menyebabkan ratusan warga terpaksa harus evakuasi ke rumah saudara, keluarga, maupun ke tempat yang lebih aman.

Saat wartawan Jawa Pos Radar Jember perjalanan ke lokasi terdampak banjir di Wonoasri, Jumat (29/11) pagi diwarnai evakuasi dramatis warga terdampak.

Sekitar pukul 06.00 WIB, mobil pikap milik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jember membelah banjir dan jalanan setempat.

Di bak terbuka, ada tiga personel BPBD dan dua perempuan. Tiga personel pria itu tengah memangku seorang nenek yang berselimut kain. Nenek itu bernama Ponilah, 86, warga Dusun Kraton, Desa Wonoasri.

Usai dievakuasi dari rumahnya, personel BPBD membawa nenek Ponilah ke posko di kantor desa setempat.

Saat tiba, tubuh nenek Ponilah makin menggigil, hipotermia.

Akhirnya personel menyelimutinya dengan emergency blanket atau selimut darurat (thermal blanket aluminium foil).

Meski gerimis, nenek Ponilah dibawa menuju puskesmas pembantu (Pustu) desa Wonoasri. Jarak dari kantor desa ke Pustu sekitar satu kilometer.

Setibanya di pustu, tak ada satu pun orang di pustu. Meskipun terdapat sepeda motor di pustu, panggilan personel BPBD dan keluarga nenek Ponilah tak kunjung mendapat jawaban dari dalam.

“Kondisi nenek sudah kedinginan sehingga dibawa ke Pustu di Wonoasri. Ternyata sampai di pustu belum buka namun ada sepeda motor. Jadi kami mengiranya ada yang jaga. Tapi saat dipanggil berkali-kali, tak ada yang menyaut,” beber Sukirno, personel BPBD Jember.

Halaman

1   2  

Bagikan ke:

Berita Terkait