Minggu, 07 September 2025

:
:
Cerita Unik Warga Jember Bangun Arena Panjat Tebing di Ruang Tamu, Sudah Lahirkan Banyak Prestasi
Olahraga Inspirasi
Cerita Unik Warga Jember Bangun Arena Panjat Tebing di Ruang Tamu, Sudah Lahirkan Banyak Prestasi

RUANG tamu rumah Mariono tak lazim. Yang biasanya berisi meja, kursi, lukisan, pot bunga maupun lemari kecil, namun tidak dengan ruang tamu milik warga Kelurahan Jumerto, Kecamatan Patrang tersebut. Ruang dengan ukuran 3x6 meter itu disulap jadi wahana latihan panjat tebing.

Dinding dari papan kayu itu berbentuk leter L. Titik-titik pijakan kaki maupun pegangan tangan menempel di papan. Bentuknya sangat kecil, kecil, sedang hingga seukuran lima jari tangan. Mirip papan panjang tebing yang digunakan oleh para atlet.

Iya. Mariono memang sengaja mengubah ruang tamu rumahnya itu menjadi sarana latihan panjat tebing. Itu dibangun sekitar sepuluh tahun yang lalu. “Saya bangun sendiri tanpa. Awalnya dari dua papan pemberian pelatih anak saya. Lalu berlanjut dari uang hadiah yang diperoleh anak saya,” ungkapnya mengawali cerita.

Ayah tiga anak itu mengaku sengaja membangun dinding panjat tebing di ruang tamu. Dirinya memang menuntun anaknya memiliki hobi itu. Itu setelah dirinya menerima saran dari kakak pertamanya. Padahal, saat itu, Mariono sudah mengenalkan catur pada anaknya.

Tekad itu membulat. Lelaki kelahiran Lamongan itu lantas mengenalkan mereka pada panjat tebing. Itu juga melihat anak pertamanya, Abdi Kamal Maulana, yang senang memanjat benda dan pohon tinggi. “Menciptakan hobi untuk anak agar bisa menjadi prestasi dan profesi,” terangnya.

Peletakan papan panjat tebing di dalam ruangan bukan tanpa alasan. Dirinya ingin tempat latihan itu awet. Terhindar dari panas matahari dan hujan secara langsung. Terbukti, dirinya hanya melakukan perawatan rutin. Bahkan, beberapa pijakan dan pegangan itu dibuat sendiri dari potongan pohon durian miliknya.

Dari tempat latihan kecil itu, beragam pundi prestasi panjat tebing dikumpulkan. Mulai dari anak sulungnya, Abdi Kamal Maulana, lalu anak keduanya, Achmad Haydar Priyatama, dan si bungsu Achmad Fawwaz Al Farisi. Ketiganya kompak mendapatkan prestasi dari pelbagai kategori dan jenjang kejuaraan.

Sampai-sampai, Mariono yang perokok berat itu sampai berhenti. Itu setelah bernazar berhenti rokok jika Fawwaz, anak ketiganya menang juara nasional. “Dan benar, Fawwaz naik di podium juara ketiga panjat tebing tingkat nasional di Yogyakarta,” imbuhnya.

Halaman

1   2  

Bagikan ke:

Berita Terkait