Kamis, 17 Juli 2025

:
:
5 Menit Memahami Anemia Aplastik, Penyakit yang Menyerang Komika Babe Cabita
Kesehatan
5 Menit Memahami Anemia Aplastik, Penyakit yang Menyerang Komika Babe Cabita

JEMBERRadarjember.net - Penyakit anemia aplastik belakangan ramai dibahas masyarakat setelah Komika Babe Cabita meninggal dunia dengan riwayat penyakit tersebut. Anemia aplastik disebut-sebut bisa disebabkan karena penggunaan obat sakit kepala yang mengandung propyphenazone dan terjual bebas di masyarakat.

Dokter spesialis penyakit dalam dan ahli kanker RSD dr Soebandi Jember  dr Atika Purnamasari, Sp.PD-KHOM mengatakan, anemia aplastik adalah kondisi kelainan darah yang menyebabkan kegagalan sumsung tulang dalam memproduksi sel-sel hematopoietik dan limfopoetik. Artinya sumsum tulang tidak mampu memproduksi salah satu atau seluruh sel darah, termasuk sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit. Kondisi ini juga disebut sebagai pansitopenia.

“Penyebabnya sampai saat ini, 70 persen masih belum bisa diketahui atau tidak bisa diterangkan. Maksudnya faktornya karena apa. Apakah genetik atau ada faktor lain yang kita tidak tahu apa penyebab pastinya. Sedangkan sisanya bisa disebabkan karena ada riwayat penggunaan obat-obatan berbahan kimia dalam jangka panjang, radiasi, infeksi atau virus,” jelasnya, Sabtu (20/4).

dr Atika menyampaikan, penyakit ini tidak bisa dibilang langka. Sebab, penyakit anemia aplastik bisa menyerang siapa saja. Baik perempuan, laki-laki, usia anak-anak hingga usia dewasa muda. “Usia kadang-kadang 22 tahun, anak-anak juga bisa kena anemia aplastik yang diawali dari kondisi anemia,” tambahnya.

Dirinya pernah menangani sejumlah kasus anemia aplastik di Jember. Dalam proses perawatan, kata dr Atika, pasien tetap meminum obat dalam pengawasan dokter. Pihaknya memberikan analgesik saat sakit dan akut saja. “Ketika obat itu dikonsumsi dalam waktu lama dan tanpa pengawasan dokter, itu bisa menimbulkan beragam risiko,” katanya.

Hal itu juga bisa memunculkan anemia aplastik. Sebab, penyakit itu bisa disebabkan drug-induced aplastic anemia atau anemia aplastik yang diinduksi oleh obat. “Jadi, obat-obatan tadi berpotensi menjadi racun buat sumsum tulang. Itu toksisitasnya tergantung dari dosis dan durasi meminumnya. Bisa jadi meminumnya dalam waktu lama, dan dosisnya berlebihan,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) di Jember Eko Agus Budi Darmawan menegaskan, sebelum mengonsumsi obat, masyarakat bisa melakukan cek KLIK. Yakni cek kemasan, label, izin edar dan tanggal kedaluwarsa. Hal ini sebagai langkah antisipasi untuk meminimalisir risiko-risiko efek samping dalam konsumsi obat. Yang pasti, kata Eko, konsumsi semua jenis obat harus selalu dalam anjuran dan pengawasan dokter. 

Dia mengimbau agar masyarakat tidak perlu khawatir dan cemas berlebihan. Sebab, semua obat yang diedarkan ke masyarakat sudah melalui hasil evaluasi dan kajian BPOM. Termasuk penambahan risiko anemia aplastik sebagai efek samping obat.

Kasus anemia aplastik, lanjutnya bisa termasuk kategori jarang, yaitu satu kasus per sejuta pengguna. Risiko itu diketahui setelah dikonsumsi oleh banyak orang. “Jika hanya dikonsumsi oleh sebagian kecil, maka efek sampingnya bisa jadi tidak muncul. Tetapi, penggunaan obat seperti analgesik bukan satu-satunya faktor yang menyebabkan anemia aplastik,” pungkasnya.*

 

Berikut ini rangkuman mengenai penyakit anemia aplastik

Halaman

1   2  

Bagikan ke:

Berita Terkait